Sabtu, 28 Juli 2012

standar setting mesin


STANDAR SETTING
Untuk settingan ganti jenis atau naik jenis baru

# Pada mesin jenis Profile dan Air Guide Tappet Cam #
No
                        Ayaman
Bagian
Plain
(1/1, 2/2)
Twill / Satin
(1/2,1/3,1/4)
Twill / Satin
(2/1,3/1,4/1)
1
Shim Tample Tebal
4 mm
4 mm
2 mm
2
Tinggi Fell Plate
3 mm
3 mm
3 mm
3
Jarak Sisir thdp Tample
2 mm
2 mm
2 mm
4
Jarak Sisir thdp Cutter Kiri
1 ~ 2 mm
1 ~ 2 mm
1 ~ 2 mm
5
Yarn Guide Cutter
Pada posisi Oo harus sejajar dengan reed di bagian belakangnya.
6
Jarak Cutter Kiri terhadap Tample
0,5 ~ 1 mm
0,5 ~ 1 mm
0,5 ~ 1mm
7
Jarak Fell Plate terhadap Tample 
± 5 mm
± 5 mm
± 5 mm
8
Posisi Tample Kanan
Di ukur sesuai kebutuhan atau sesuai dengan lebar kain, dengan acuan bahwa sejajar dengan lusi yang terakhir.
9
Posisi Leno Box Kanan
Benang leno tidak bersentuhan dengan tutup leno cover atau dengan pelat body sehingga tidak mengganggu lusi pinggir kanan.
10
Back Roll Height
± 0
- 2
-1
11
Back Roll Deep
3
3
3
12
Dropper Height
± 0
- 2
+ 1
13
Crossing Time
(1 – 2) = 310o
(3 – 4) = 290o
290o
290o
Untuk kain dengan Densiti tinggi, maka
(1 – 2) = 290o
(3 – 4) = 310o
-
-
14
Easing Time
290o
290o
290o
15
Easing Amount
6
1
1
16
Notch Shedding
32o
32o
32o
17
Tinggi Shedding
Untuk tinggi sheadding tidak dapat di tentukan secara pasti, tapi dapat dilihat dari bukaan mulut lusi diukur dari dudukan reed terhadap mulut lusi paling bawah yaitu 19 ~ 22 mm.
18
Leno Kiri Timing
280o ~ 290o
280o ~ 290o
280o ~ 290o
19
Leno Kanan Timing
10o
10o
10o



# Pada Mesin Dobby #
No
                        Ayaman
Bagian
Plain
(1/1, 2/2)
Twill / Satin
(1/2,1/3,1/4)
Twill / Satin
(2/1,3/1,4/1)
1
Shim Tample Tebal
4 mm
4 mm
2 mm
2
Tinggi Fell Plate
3 mm
3 mm
3 mm
3
Jarak Sisir thdp Tample
2 mm
2 mm
2 mm
4
Jarak Sisir thdp Cutter Kiri
1 ~ 2 mm
1 ~ 2 mm
1 ~ 2 mm
5
Yarn Guide Cutter
Pada posisi Oo harus sejajar dengan reed di bagian belakangnya.
6
Jarak Cutter Kiri terhadap Tample
0,5 ~ 1 mm
0,5 ~ 1 mm
0,5 ~ 1mm
7
Jarak Fell Plate terhadap  Tample 
± 5 mm
± 5 mm
± 5 mm
8
Posisi Tample Kanan
Di ukur sesuai kebutuhan atau sesuai dengan lebar kain dengan acuan bahwa sejajar dengan lusi yang terakhir.
9
Posisi Leno Box Kanan
Benang leno tidak bersentuhan dengan dengan tutup leno cover atau dengan plate body sehingga tidak mengganggu lusi pinggir kanan.
10
Back Roll Height
± 0
( - )
( + )
11
Back Roll Deep
5
5
5
12
Dropper Height
± 0
 ( - )
( + )
13
Crossing Time
1 - 2 = 310o
3 - 4 = 290o
300o ~ 340o
300o ~ 340o
14
Easing Time
290o
Settingan Easing time sama dengan crossing time.
15
Easing Amount
6
3 ~ 6
3 ~ 6
16
Notch Shedding
32o
30o – 24o
30o ~ 24o
17
Tinggi Shedding
Untuk tinggi sheadding tidak dapat di tentukan secara pasti, tapi dapat dilihat dari bukaan mulut lusi diukur dari dudukan reed terhadap mulut lusi paling bawah yaitu 18 ~ 22 mm.
18
Leno Kiri Timing
280o ~ 290o
280o ~ 290o
280o ~ 290o
19
Leno Kanan Timing
10o
10o
10o







Point Penting di Dobby :
ÿ   Untuk Settingan dengan ayaman campuran maka dapat menentukan ayaman yang paling banyak sebagai acuan pertama dalam menyeting mesin.
ÿ   Apabila kita menggunakan heald frame yang banyak atau semua di pakai di tambah dengan rpm > 600, maka sebaiknya kita menyetel notch shedding yang kecil antara 24o ~ 270 untuk menjaga  kerusakan dobby lebih lama, dengan notch shedding kecil kita dapat menyetel sedemikian agar putus w dan t kecil.
ÿ  Biasanya kalau Notch sheadding besar maka crossing bisa cepat atau  Notch sheadding kecil maka crossing bisa lambat.Dapat dilihat sebagai acuan dibawah ini:
ÿ  Standart Toyota
Untuk Dobby

No
Settingan
Standar Shedding
1
Notch Shedding
24
27 ~ 30
32
2
Crossing Timing
345
340 ~ 310
300
3
Easing Timing
345
340 ~ 310
300
4
Easing Skala
3
4 ~ 5
6
 
Settingan Preasure Standart
Preasure
Main (M1, M2) = . . . . . .  sampai Tw = 210 ~ 230
Sub    (S)           =  Main (M1, M2) + 1.5 Kg/Cm2 (untuk Cotton)
(untuk Fillamen bahwa tekanan angin lebih basar dari standard untuk menghindari pakan kendor atau YY)
Sub End (SE)    = Sama dengan S
MB                    = 0,8 (Spun atau Cotton)
                             1,5 (pakan Fillamen)
CU                    = 0,2 atau sekecilnya (dengan catatan cutter bagus) 
 
Streacing Nozle atau Tensioner
Stretching ON  = Tw _20o (Tw dari Info data yang didapat oleh Feller)
Stretching OFF = Crossing + 20o
Sebagai contoh :
jadi kalau Tw = 220o, Crossing = 300o
   Maka Stretching = (220 ~ 20) – (300 ~ 20)
                             = 200o – 320o
Catatan : kalau Stretching terlambat ON atau terlalu cepat OFF, maka akan mungkin terjadi pakan kondor (YY).



Atsudan dan Usudan
Atsudan adalah  cacat kain berbentuk garis tebal (kain kelihatan lebih rapat) ke arah lebar kain atau ke arah pakan.
Usudan adalah  cacat kain yang berbentuk garis tipis (kain kelihatan lebih jarang) ke arah lebar kain atau ke arah pakan.
Perbaikan :
Ø  Periksa kondisi kelancaran mesin dari putus pakan (W) dan putus lusi (T) dalam waktu terakhir.
Ø  Apabila terjadi putus pakan (W) atau putus lusi (T) maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu sampai terkendali.
Ø  Setelah itu cek kondisi kain pada saat jalan apakah kain terasa enak atau terjadi kain Bumping, apabila kain terjadi bumping maka dilakukan pengecekan sebagai berikut:
v  Cek posisi back roll high dan length
v  Cek dropper bok high
v  Cek notch shedding
v  Cek tinggi shedding
v  Cek crossing time
v  Cek easing time dan easing amount
v  Cek jarak tample cup terhadap reed
v  Cek tension warp
Ø  Setelah kain tidak bumping atau kain terasa enak padasat pengetekan, maka tinggal mengecek apakah cacat atsudan dan ududan masih ada tau tidak, apabila masih ada maka langkah kita ke elektrik.
Ø  Langkah elektrik :
Pada langkah elektrik hanya terdapat dua aspek yang paling berpengaruh terhadap cacat atsudan dan usudan yaitu Runset (untuk menggerakan main motor) dan Let Off data (untuk menggerakan servo motor).
Ø  Cek tension warp dalam keadaan normal atau tidak, dengan merubah zero pada servo controller dengan mereset tension low dan tension high.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar