Sabtu, 28 Juli 2012

speed frame


PENDAHULUAN


Seperti telah kita ketahui sebelumnya bahwa terdapat beberapa bagian secara umum melalui speed frame, urutan prosesnya itu sendiri tergantung dari jumlah benang yang akan dipintal, semakin banyak proses pada speed frame maka semakin baiklah benang yang dihasilkan. Adapun tahapan perjalanan sliver pada mesin ini adalah sliver pada can disimpan dibagian belakang mesin, dimana disuapkan setiap satu spindle per sliver, kemudian sliver tersebut melalui rol-rol drafting lalu melalui flyer dan sliver dimasukkan dalam lubang flyer yang akhirnya dililitkan pada bobin kayu. Mekanisme perputaran bobin telah dirancang sedemikian rupa bahwa setiap selesai satu lapisan gulungan traverse pada bobin akan mengubah arah gerakan sehingga putaran selanjutnya akan menempatkan sliver diatas sliver sebelumnya pada gulungan bobin. Ketika bobin terisi penuh mesin akan berhenti, setelah flyer diangkat kemudian gulungan benang lalu bobin diganti dengan bobin kosong. Setelah sliver dililitkan pada bobin kosong dan segala mekanisme yang telah disiapkan maka mesin dinyalakan dan penggulungan bobin bisa dilakukan. Proses selanjutnya memiliki prinsip yang sama hanya saja terdapat rak tempat penyimpanan bobin untuk mendapatkan efek rangkapan, hal ini dikenal dengan “intermediate process” yang seringkali diikuti dengan proses-proses yang lain yang dikenal dengan proses roving. Objek dari proses ini semua adalah twisting, drafting, penggulungan dan lain lainnya adalah sama, sebagai transfer bentuk untuk mempersiapkan proses selanjutnya.



SUSUNAN RODA GIGI


Pada gambar S ditunjukkan susunan roda gigi pada roving, tujuan utamanya adalah untuk mrenegangkan benang dan mengendorkan puli pada bagian mesin sebelah kiri. Poros berada memanjang dari titik ini menembus sampai ke akhir rangka dan gerakan diferensial pada roda twist B. Sebelahnya puli adalah roda spur (H), terpasang pada batang utama yang mengendalikan roda perantara ke roda K pada akhir dari pergerakan spindle. Sebenanrnya ada dua batang spindle, yang menjalankan kereta yang dipasang pada interval roda gigi payung, yang menggerakkan roda gigi  spindle. Roda gigi ini diberi inisial L dan M ( dalam gambar ). Roda gigi twist B menggerakkan melalui batang pembawa ke roda V yang terpasang pada batang bobin bagian atas. Di bagian akhir yamg lain ada roda gigi spur W yang menggerakkan sistem peregangan. Bagian bobin atas menggerakkan bagian bawah bobin melalui belt dan bagian akhir dari bobin bawah terhubungkan dengan batang yang memanjang ke roda gigi F, yang menggerakkan roda gigi R yang terpasang pada batang penghubung melalui roda gigi perantara. Dari batang penghubung terdapat dua gerakan, pertama melalui roda gigi cacing S dan T yang menggerakkan kereta bobin melalui pergerakan D,U,a b c d dan e dan pergerakan kedua adalah E dan J yang terhubung ke roda gigi diferensial pada sisi lain dimana terdapat roda gigi bobin G yang terhubung melalui roda gigi perantara ke roda gigi N pada bagian akhir batang bobin. Disini juga terdapat dua batang yang pararel yang setiap batangnya menggerakkan kereta dengan bantuan roda gigi payang P dan Q untuk interval bobin. Pada gambar 85, pada saat kereta bobin bergerak naik turun, roda gigi perantara diatur dengan batang penghubung agar peregerakan tetap stabil atau tetap pada posisinya (gb 86). Pada gambar 85, bagian kanan adalah alat gerakan pembalik dengan fungsi kombinasi yaitu pergerakan bobin secara bertahap melalui cone drum dan merubah gerakan dari kerata bobin, dengan mengoperasikan posisi roda gigi payung U. Pada alat ini juga terdapat gerakan travers yang memberikan putaran bobin yang teratur, semua gerakan akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikutnya.

SISTEM PEREGANGAN


Bagian dari rangka, ditunjukkan oleh gambar 87 dan sistem peregangan ditunjukkan dibawah huruf A dan C. Selalu ada tiga baris pada rol, yang menjelaskan bahwa A adalah rol depan, B adalah rol tengah dan C adalah rol belakang. Garis bawah pada rol terdapat pada baja terompet biasa tipe cadangan, dalam bentuk bantalan V dan disisipkan oleh pospor-perunggu berturut-turut, untuk lebih jelasnya ditunjukkan oleh gambar 88. Bantalan rol depan D adalah bagian dari tahanan rol, yang menekan balok rol N. Bantalan untuk rol kedua dan ketiga meluncur melalui bagian atas bantalan depan, sehingga jarak antar rol dapat diatur untuk panjang staple yang berbeda dan pada saat peluncuran itu membawa dua garis pada rol yang dapat dikencangkan oleh skrup M. Untuk menegakkan peluncuran belakang F digunakan papan G dimana jalur baja ditempatkan. Jalur ini melingkupi seluruh panjang rangka dan berakhir langsung didalam lubang dimana kril akhir melaluinya sebelum benang masuk kedalam sepasang rol belakang. Lubang pemandu menjamin kril berjalan kembali antar rol-rol ditempat dimana rol pusat berada. Untuk rol bawah ditempatkan di bagian terompet dan rol atas ditempatkan dimana rol tertutup oleh bahan lenting juga kombinasi planet kulit atau karet sintetik. Jalur penunjuk juga melintasi kian kemari cam yang berada diujung rangka. Pentingnya lintasan tersebut membuat posisi ujungnya selalu berlawanan dengan pusat. Gerak jalur ini memindahkan ujungnya kian kemari melalui permukaan rol dan untuk memastikan bahwa pemakaian dimanapun bukan merupakan masalah. Posisi rol depan selalu diatas rol bawah dengan ujung topi ditunjukkan oleh gambar 89 dengan A,B,C. ujungnya berbentuk segi empat yang terbuat dari besi pemintalan dibagian permukaan untuk membawa pusat rol dan berakhir dengan lubang dari belakang ke depan, sehingga dapat meluncur di “capbar”. Batang ini dikencangkan dengan sekrup dikurungan dimana batang tersebut melalui panjang seluruh rangka. Rol depan dapat diatur jaraknya dengan meluncurkan ujungnya dan mengencangkannya dengan sekrup yang menonjol pada permukaan atasnya. Cap bar merupakan poros pada tongkat P sehingga dapat diayun keluar, ketika rol bawah diatur atau dibersihkan. rol Depan selalu ditimbang dengan posisi timbangannya dibawah balok rol dan dihubungkan dengan tempat timbangan kait dirol depan dengan kawat melewati lubang balok rol pada beberapa rangka, rol tengah dan belakang meliputi pelana, yang berhubungan dengan berat, umumnya pada dua garis pada rol, rangka lainnya terutama digunakan untuk penomeran hank, rol depan tengah dan belakang mungkin mengeluarkan besi dengan permukaan yang lembut, dan penimbangannya hanya pada rol tersebut saja. Hal ini disebut sebagai “penimbangan sendiri”. Seperti diharapkan diameter rol tergantung pada panjang staple yang diproses, sebagian untuk staple pendek, serat semakin kecil diameternya dan sebagian untuk staple yang lebih panjang, menjadi bagian penunjuk yang terpenting, hal itu sangat memungkinkan untuk mengatur rol penutup yang cukup untuk bahan didalam proses.   

SPINDEL FLYER


Spindel terbuat dari baja yang kuat dan diameter 9/16 in sampai 7/8 in dan memiliki 2 buah bantalan. Pada gambar 92 adalah langkah kaki spindel. Baik collar pendek atau panjang keduanya digunakan, tapi pada yang modern biasa menggunkan collar panjang cara pemasangan collar dipasangkan pada lubang yang  terdapat pada kereta. Collar dipasangkan pada bagian bawah dengan menggunakan mur dan sepasang skrup pada sisinya. Collar panjang lebih membantu spindel spindel dibandingkan dengan collar pendek. Kini collar panjang lebih membantu spindel dibandingkan dengan collar pendek. Kini penggunaan collar panjang dipermasalahkan dan menimbulkan panas tinggi karena gesekan yang berlebihan dan penggunaan energi yang sangat tinggi. Bagaimanapun masalah tersebut sekarang diatasi dengan cara peningkatan latihan keahlian mesin. Ujung bantalan collar panjang pada bagian atas dan bawah collar. Langkah spindel berhenti, diameter spindel mengecil dan bantalannya biasanya terpasang pada bagian dasar yang terbuat dari kuningan. Pada keadaan tersebut roda gigi yang membentuk siku-siku spindel digerakan dari roda gigi pada poros. Ini berarti roda gigi memiliki gigi-gigi yang miring pada pergerakan permukaannya seperti terlihat pada bagan, alur atau lekukan akan menghentikan poros spindel dari bagian dasar atau bawah sampai atas dari roda gigi payung pada roda gigi payung bagian atas dan akan masuk pada lekukan foot step bantalan.





BOBIN


Bobin terbuat dari kayu dengan dipasang logam pada bagian dasaarnya, dipasangkan sepanjang collar panjang sampai pada baagian atas pulli bobin.
Bobin yang penuh mempunyai diameter 4 X dari bobin kosong dan kaki flyer terbuat agak sedikit melebar, maka bobin tidak akan bergeser dengan. Akhir dari bobin yang penuh berbentuk kerucut untuk menjaga agar kestabilan dari gulungan penuh tersebut. Bersamaan dengan spindel pergerakan bobin oleh roda gigi pada susunan roda poros penggerak utama ke roda gigi payung pada bagian bawah puli bobin. Puli itu sendiri menggerakan collar panjang bersamaan dengan bantalan, dan collar harus dilumasi pada tahap ini. Pelumasan dimaksudkan agar mencegah gesekan antara bahan pelapis bagian luar dari bobin dengan vernish yang secara terus menerus mempunyai shellac base.

PENGUKURAN SPEED FRAME


Gauge adalah jarak antar spindel dan tergantung pada ukuran gulungan yang telah ditetapkan ketika frame telah dipasangkan semua speed frame pada saat ini terdiri dari 2 baris spindel dan bobin, lebih dulu, sebelumnya frames terdiri dari 1 baris pada bagian depan frame dan 1 baris pada begian belakang. Spindel pada bagian barisan belakang tidak ditempatkan tepat ditengah spindel pada bagian depan tetapi agak miring untuk memudahkan pemindahan.



PANJANG FRAME


Speed frames terdiri dari berbagai panjang yang berbeda, setiap panjang dari  slubbing frames terdiri dari 76 s/d 92 spindel, intermediete frames terdiri dari 114 s/d 138 spindel dan roving frames  terdiri dari 144 s/d 180 spindel. Pada setiap proses pemintalan harus disesuaikan jenis frames yang digunakan dan ukuran gulungan jarak antar spindel harus jauh untuk slubbing frames dan jarak yang dekat untuk roving frame, maka jalannya spindel pada rover tentunya sangat banyak dibandingkan dengan slubbing frame.

KOMBINASI SPEED FRAME


Pada tahun 1930-an perancang mesin tekstil membuat speed frame yang dilakukan dengan cara menggabungkan 2 buah speed frame biasa. Pada intermediate dan roving frame dapat digabungkan unutk membuat roving langsung dari slubbing, atau slubbing dan intermediate frame dapat digabungkan untuk membuat intermediate langsung dari silkuminasi pertama memiliki sedikit ”vogue” karena spinning dengan regangan yang tinggi menjadi sangat populer dan diperlukan benang nomer benang dalam hank yang berasal dari intermediate proses. Kombinasi yang kedua menjadi sangat populer bahkan, sekarang ini dibuat slubbing frame untuk memproduksi produksi yang besar untuk menspinning benang. Satu – satunya modifikasi dari kombinasi frame dapat ditermukan pada sistem peregangan, dimana pada peregangan ini menjadi dua zona, dimana posisi apron berada diabagian depan zona peregangan untuk memberikan derajat yang lebih tinggi. Kombinasi seperti ini dikenal dengan beberapa nama seperti high draft speed frame, single passage speed frames, two zone speed frames dll. Roving satandar pun masih digunakan untuk proses pendukung pada “combine speed frame “ dalam proses spinning yang baiki. Dimana dalam prosesnya diperlukan drafting yang lebih tinggi dari yang dapat diberikan oleh mesin high-draft speed frame sendiri.


GERAKAN DIFERENSIAL


Pada gambar 85 diperlihatkan bahwa bobin berhenti pada puli bobin Q yang memiliki pemberhenti roda gigi siku-siku , putaran ini bertautan pada jarak waktu bobin beserta permukaan roda-roda gigi yang lain pada saat jalannya batang - batang sepanjang rangka. Garis–garis depan dan belakang bobin memiliki batang sendiri, pada roda gigi terakhir, batang itu dikendalikan roda gigi pemacu N meneruskan roda (stir) pembawa kerr roda gigi G pada rancangan lengan dari roda gigi diferensial, gambar yang lebih jelas dari roda gigi diferensial lama diperlihatkan pada gambar 95,  A adalah batang pengendali utamsa dalam posisi diakhir roda H, dimana spindle dikendalikan dan juga roda – roda gigi siku – siku putar O. roda siku-siku C dan roda pengendali bobin G keduanya diatur untuk persembunyian yang dapat diputar pada percepatan berbeda dari batang, kemudian meneruskannya. Siku-siku putar O dan C dicocokkan bersamaan oleh 2 siku-siku putaran B dan D, dimana batangnya tidak lebih besar dari besar roda pemacu, dimana disusun sendiri pada persembunyiannya pada batang pengendali, penahan berat diantara siku-siku putaran O dan C roda dicocokan pada roda E pda batang dongkrak yang di kendalikan dari cone drum bawah dalam keadaan mengikuti, meneruskan gerakan-gerakan dari puli-puli bobin dan dari cone drum bawah akan dapat dilihat bahwa keduanya roda J dan G berputar pada arah yang berlawanan dengan batang pengendali utama ini diperlihatkan pada gambar 95. Pengiriman kecepatan dari O ke C tergantung pada kecepatan J. Jadi apabila J diam, O akan mengendalikan C pada kecepatan sepanjang kecepatan yang sama, tetapi pada arah yang berlawanan sepanjang kecepatan kecepatan J naik pada arah yang berlawanan dari O, ia akan memutar putaran C lebih cepat dan kecepatan lebih pada arah yang berlawanan ke O. Sekarang kecepatan J, dalam keadaan meneruskan cone drum, dengan demikian itu akan mengurangi sepanjang perpindahan tali (belt) cone drum sepanjang drum. Jadi kecepatan C, dan karenanya kecepatan Q bobin akan berkurang juga. Hal ini penting untuk membantu perubahan kecepatan bobin dilaksanakan pada kecepatan dasar spindel. Jadi dengan pilihan sesuai dengan ukuran roda pada roda gigi kereta, itu memungkinkan untuk memperoleh kecepatan bobin dan memungkinkan roving menjadi rusak pada bobin tanpa peregangan pemutusan pada seluruh bagian bobin. Pada gigi deferensial diilustrasikan dapat digantikan dengan yang lebih baik dua tipe yang lebih rapi, pada kenyataannya setiap pabrik modern sudah mempunyai roda gigi deferensial yang khas (khusus). Satu kemungkinan yang besar dari diferensial modern diatas tipe yang lama adalah bahwa semuanya susunan persembunyian dari batang utama sekarang berputar pada arah yang sama sepanjang batang, dan jadi pergeseran dapat dikurangi.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar