Sabtu, 28 Juli 2012

Penyambungan benang Pengelosan, Penggintiran, Penghanian, Penganjian, Pencucukan, Pemaletan


BAB I : PENYAMBUNGAN BENANG

Pertanyaan & Jawaban :
1. Berilah penjelasan tentang penyambungan benang?
   Jawab :
Penyambungan benang yang biasa dilakukan pada proses pengerjaan benang dengan system penyambungan benang yang biasa dilakukan pada proses pengerjaan benang. Sambungan ini lebih dikenal dengan sambungan tenun.Karena perbedaan sifat-sifat yang ada pada benang akibat dari jenis serat yang  digunakan berbeda,Maka jenis sambunganpun berbeda.Tujuan akhir yang diharapkan  dari suatu sambungan tenun adalah mendapatkan hasil sambungan yang kuat dengan butiran sambungan yang relative kecil  sehingga akan memperlancar pada proses yang akan dialami benang selanjutnya.

2. Berilah penjelasan tentang syarat – syarat sambungan benang     yang baik!  
Jawab :  
a. Simpul yang dibuat  harus  sekecil mungkin
b.Ujung  sambungan  sama  panjang dan sependek mungkin 
c.Sambungan  harus  kuat dan tidak  mudah  lepas.

3. Berilah penjelasan tentang macam – macam sambungan !
   jawab   :
a. Penyambungan dengan tangan : hanya dapat menyambung benang yang putusnya hanya beberapa helai saja dan tidak kontinyu.Hasil penyambungan benang dengan
tangan tidak dapat menghasilkan sambungan yang hasilnya      benar-benar rata dengan kedua ujung benangnya, selain itu diperlukan waktu yang relative lama.
b. Penyambungan dengan alat (knoter)
Penyambungan dengan alat knoter ini akan menghasilkan sambungan benang yang benar-benar rata, system sambungan ini biasanya digunakan dibagian pemintalan benang.

c. Penyambungan benang dengan mesin ( Tying Machine )
Penyambungan dengan menggunakan mesin ini  dilakukan pada saat pergantian beam lusi untuk desain yang sama.Penyambungan relative cepat,dan sambungan ini sifatnya sementara,hanya untuk melewatkan benang lusi baru pada dropper,gun,dan sisir saja.

4. Berilah penjelasan tentang penyambungan benang dengan Tying Machine!
   Jawab:
Penyambungan dengan menggunakan mesin ini  dilakukan pada saat pergantian beam lusi untuk desain yang sama.Penyambungan relative cepat,dan sambungan ini sifatnya sementara,hanya untuk melewatkan benang lusi baru pada dropper,gun,dan sisir saja.
Untuk mendapatkan sambungan yang baik dan benar,sambungan harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1.    Jenis sambungna dan ukuran harus disesuaikan dengan keasaan benang sewaktu diproses.
2.    Simpul benang harus diusahakan sekecil mengkin.
3.    Ekor sambungna harus sependek mungkin, + 3 mm
4.    Bahan benang mempengaruhi  jenis sambungan yang dipergunakan

5. Dengan menggunakan benang spun buatlah sambungan dengan menggunakan sambungan untuk benang spun, temppelkan hasil sambungan tersebutpada kotak dialog dibawah!
6. Dengan menggunakan benang wool, buatlah sambungan dengan menggunakan sambungan ubtuk benang wool, tempelkan hasil sambungan tersebut pada kotak dialog dibawah!
7. Dengan menggunakan benang filament, buatlah sambungan dengan menggunakan sambungan untuk benang filament.Tempelkan hasil sambungan tersebut pada kotak dialog dibawah!
Jawaban untuk no 5,6,dan 7








Text Box: Sambungan staple
Text Box: Sambungan wool
Text Box: Sambungan filament
 
          




BAB II : PENGELOSAN ( WINDING )

Pertanyaan dan Jawaban :
1.Sebutkan macam – macam bentuk gulungan yang anda ketahui !
Jawab :
  1. Bentuk Bobin cakra         3. Bentuk chese 5.Palet
  2. Bentuk cones               4. Bentuk streng

2.Sebutkan alur proses pada pengelosan yang telah anda pelajari!
  Jawab :
a. Pengelosan dari bentuk streng ke bentu bobbin cakra.
   Pada dasarnya bekerja dengan menggunakan system penggulungan  dengan gerakan poros friksi (drum). Cakra-cakra bobbin berfungsi untuk menahan dan membatasi benang-benang yang tergulung dibagian pinggir dari bobbin agar tidak meleset jatuh. Ini penting sekali terutama untuk benang-benang yang sifatnta licin dan halus.Bobin ini juga berbentuk silinder,dimana pada kedua ujungnya diberi piringan atau cakra yang penggunaanya juga serupa dengan bobbin silinder dimana beneng digulung dengan arah sejajar atau bersilangan. Sebelum mulai dikelos kedalam bentuk bobbin cakra, benang dalam bentuk strengan terlebih dahulu perlu dicari ujung benangnya,dengan menggunakan alat yang disebutalat pengebut benang, setelah ujung ditemukan,benang dalam bentuk strengan tersebut ditempatkan pada kincir.
b. Pengelosan dari bentuk palet ( cop ) ke bentuk cones.
   Di Lab STTT Proses tersebut menggunakan mesin Murata.Benang dalam bentuk palet disimpan pada magazine dengan masing-masing ujung benangnya masuk pada lubang magazine. Setiap palet isi benang akan jatuh dari magazine dan menempati posisi penempatan palet yang akan digulung, kemudian dengan hisapan udara ujung benang ditarik keposisi knotter untuk disambung dengan ujung benang yang terlabih dahulu digulung, selanjutnya benang ditarik karena cones diputarkan secara pasif oleh drum beralur. Karena benang melewati drum beralur, maka benang akan tergulung secara merata dari kiri ke kanan,jika benang dalam palet telah habis, magazine secara otomatis akan berputar untuk menjatuhkan kembali palet isi  benang yang selanjutnya sama seperti yang telah dijelaskan diatas.jika benang putus  maka secara otomatis ujung benang akan ditarik dan dibawa keposisi knotter  untuk disambungkan kembali.jika gagal maka mesin akan berhenti dan perlu dilakukan penyambungan manual.
c. Dari bentuk cones ke cones
   Timbang cones yang masih kosong, Pilih benang yang akan digunakan, simpan cone kosong pada dudukan cone diatas drum beralur, simpan benang dibagian bawah sejajar dengan tension washer, sesuaikan berat tension menurut no benang yang digunakan, lewatkan ujung benang pada tension dan washer lalu gulungkan pada cones kosong. Setelah semuanya siap nyalakan mesin lalu amati untuk menjaga kemungkinan benang putus.

3.Hitunglah produksi teoritis mesin kelos yang telah anda        pelajari!
   Jawab :
Dik : No. Benang = Ne1 20/2                     
  • Berat cone 33 g
  • D1 = 7,7 cm
  • D2= 11,7 cm
  • d1= 2 cm
  • d2= 7 cm
  • RPM motor 1400
  • Rpm drum
  • Berat benang = 314 g
  • S1 = 7cm
  • S2 = 5,7 cm
  • S3 = 2,3 cm
  • S rata-rata = 5 cm
  • Ddrum = 8,24 cm
  • D1 = 4,6 cm
  • D2 = 10,3 cm

Produksi Teoristis
    
 
  =16470 cm/mnt

      
       = 291,83 g/30”


4.Hitunglah produksi nyata mesin kelos yang anda telah pelajari!
  Jawab :
Produksi Nyata
     W1 – W2 = 314 – 33 = 281 g


5 . Hitunglah effisiensi mesin kelos yang pernah anda pelajari!
    Jawab : 
     Efesiensi Mesin = Prod. Nyata   x  100 %
                       Prod. Teoritis
              



        BAB III : PENGGINTIRAN ( TWISTING )

1.  Jelaskan bagaimanakah alur proses penggintiran pada mesin TFO!
Jawab :
a.Ikatkan ujung benang pada pancingan, lalu masukan pancingan ka bagian dalam spindle lalu keluar dibagian rotary disk.
b. Lewatkan ujung benang pada snail wire, tension dan pada pengantar benang.
c. Jepitksn ujung benang pada bagian ujung cones kosong yang sudah disimpan pada dudukan cones.
d. Atur posis cones agar sejajar dengan permukaan drum.
e. Setting mesin sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
f. Amati mesin bila terjadi putus benang maka angkat cones dengan cara angkat pegangan pada dudukan cones lalu injak rem.
g. Sambung benang secara manual tetapi tetap pada posisi mengerem.
h. Setelah selesai lepaskan rem,kembalikan cones pada posisi semula.

2.  Tentukan jumlah ptaran spindle untuk setiap no benang!
No benang
(benang tenun)
80/2
60/2
40/2

30/2
20/2
Polyester-rayon
10000
10000
9000
8000
7000
Polyester-cotton
10000
10000
9000
8000
7000
100% cotton
9000
10000
9000
9000
7000

No benang
(benang Rajut)
72/2
60/2
56/20

48/2

40/2

36/2

32/2
28/2
Acrylic
10000
10000
8000
8000
8000
8000
8000
8000


3.  Jika kita mengiginkan jumlah twist 1200 TPM, apa yang akan anda lakukan !
Jawab :
     Atur Rpm motor yang digunakan, yaitu 600 Rpm
    

4.  Pada mesin TFO, Bagaimanakah cara merubah arah twist!
Jawab :
Dengan merubah arah putaran dari spindle. Pada mesin TFO otomatis arah twist dapat diubah secara otomatis dengan mengubah arah twist yang kita inginkan dengan mengarahkan kursor pada huruf “ S “ atau “ Z “
5.Hitunglah Produksi teoritisnya, Menggunakan variable yang telah anda dapatkan!
Dik : Data yang akan diset pada mesin TFO:
1.  Produksi TFO = 150 gram
2.  No. benang = 20/2
3.  RPM spindle     = 7000
4.  Yarn Length     ==2540 m
 TPI       = α √Ne = 3,5 √10 = 11,067
5.  TPM actual = 
6.  TPM teoritis = Twst aktual + Twist actual(1/cosα–1)½
  = 435 + 435+ (2,6 %)= 446
7.  Yarn Angle = 18º
8.  Arah twist = Z
9.  Yarn speed =
11. Bahan baku 100%
12.Waktu proses  =
                        
Data hasil percobaan :
W1 = 123 gram           h  = 14 cm
W2 = 30 gram
d1   = 1,50 gram
d2     = 6,53 gram
D2  = 8,11 cm
D1  = 3,09 cm
Produksi teoritis =
      
5.  Hitung Produksi nyata mesin TFO dengan variable yang didapat saat praktikum!
   Jawab :
Produksi nyata     = 148,57 – 30
                  = 118,57 gram

6.  Hitung effisiensi mesin TFO!
   Jawab :
Effisiensi   = Prod nyata   x 100 %
              Prod teoritis
             = 118,57  x 100 %
               148,57
             =79,80 %






BAB IV :PENGHANIAN ( WARPING )

1. Jelaskan pengertian penghanian sisten seksi secara singkat dan jelas!
Jawab :
Penghanian yang dilakukan tetal sebenarnya tetapi bukan pada lebar yang sebenarnya, caranya dengan menggulung benang lusi pada beam hani dengan jumlah helai tertentu dan dibuat menjadi beberapa beam hani yang selanjutnya seluruh benang dalam beam hani dipindahkan pada satu beam lusi.

2. Jelaskan penghanian system beam !
Jawab :
 Penghanian dengan terlebih dahulu menggulung benang lusi pada beam hani dengan jumlah heai tertentu dan dibuat menjadi beberapa beam hani yang selanjutnya seluruh benang pada beam hani dipindahkan pada satu beam lusi, dan penghanian  dilakukan pada lebar yang sebenarnya tetapi bukan pada tetal yang sebenarnya.

7.  RENCANA PEMBUATAN KAIN POLOS menggunakan mesin HANI SEKSI
Dik  : No Benang lusi Ne1 20/2
       No sisir tenun 56/2
       Lebar menghani = 30 “
       Lusi Pinggir  = 16 hl
       Panjang lusi  = 100 m
       No sisir hani = 24
       Limbah lusi  = 5 %
       Kapasitas creel = 60
Jawab :
       Jumlah lusi   =
       Jumlah ban    =
       Lebar ban     =




Jumlah cucukan benang = No sisir
= Jumlah lubang x jumlah creel
                                   Cucukan
24   = 12 x 59    
 cucukan
24   = 708
    cucukan
     = 29,5 cucukan / lubang

     Jumlah lubang pada sisir hani = Tetal = 1712 / 30 =57 hl/”
                          Cucukan = 57 / 12 = 4,75
                         12 / 2,54 = 4,72 = 5 lubang / cm
                      Jumlah lubang = 5 x 2,62 = 13 lubang
    
     Kebutuhan lusi  =
                     = 10034,6 gr
                     = 10 kg.

4. PEMBUATAN KAIN CORAK menggunakan mesin HANI SEKSI
Diketahui  : Jumlah Lusi          = 3600 helai
        Panjang menghani     = 5000m
        Kapasitas creel = 500 cones
        No sisir tenun       = 60/3
        Limbah          = 5%
        Corak rapot hani     = 10 hl Putih
                        = 5   hl merah
                        = 25 hl biru  +
                        = 40 helai

Bagaimana pelaksanaan penghanian pengerjaan rencana tersebut, bila dikerjakan pada mesin hani 
a.  Jumlah corak maksimum = 3600/40 = 90 corak
b.  Pengulangan corak pada creel
   =    500/40
   =     12,5 yang digunakan menjadi 12
c.  Pemasangan benang pada crel   =  40 x 12 = 480 helai


d.  Jumlah ban                = 3600/480
                         = 7,5 Ban
                         = 8 Ban
                         = 7 Ban + 240 Helai
e.  Lebar masing-masing Ban
Ban 1-7 = ( 480/3600 ) x 125 =   16,67
Ban 8 = ( 240/ 3600 ) x 125 =    8,33
f.  Banyaknya lb/ban= Jumlah sisir hani = 30lb/5cm
                   = 6lb/cm
g.  Tetal pada sisir hani     = 3600/125
                        = 28,8 = 29
h.  Cucukan = 29/6
            = 4 + 5 helai
   dipasang   = 4,5,4,5,……..
i.  Jumlah lubang  = (480/29) x 6 = 100 lubang
j.  Kebutuhan masing-masing lusi  
    benang putih   =  ( 10/40 ) x 3600 = 900
    benang merah   =  ( 5/ 40 ) x 3600 = 450
    benang biru    =  (25/40) x 3600   = 2250   +
                      3600 helai                                                          

     6. BUATAN KAIN CORAK menggunakan mesin HANI LEBAR
      Diketahui :
Corak raport hanian :
10 putih
  4 biru
  2 kuning                
  2 putih    34
  2 kuning
  4 biru
10 putih
  Jumlah lusi   : 2856 helai      Lebar Hani = 150 cm
  Kap. Creel    : 500
  Panjang lusi  : 10.000 m
  Beam max.   : 6 buah
  Ne1         : 40 s



Jawaban :
  Creel terpasang  =  = 476 helai sisa 2 helai
  Jumlah beam      =  = 6 beam

Karena 34 tidak dapat dibagi 6 maka harus dicari kelipatan 34 yang dapat dibagi 6 yaitu 102, artinya kita memasang 3 corak
1)  P  P  B  K  P  P  P  P  K  B  P  P  P  B  P  B P
2)  P  P  B  K  P  P  P  P  K  B  P  P  P  B  P  B P
3)  P  P  K  B  P  P  P  B  P  B  P  P  P  B  K  P P                             28 X
4)  P  P  K  B  P  P  P  B  P  B  P  P  P  B  K  P  P
5)  P  B  P  B  P  P  P  B  K  P  P  P  P  K  B  P  P
6)  P  B  P  B  P  P  P  B  K  P  P  P  P  K  B  P  P

Pembacaan corak :
Beam  1) {2P , 1B , 1K , 4P , 1K , 1B , 3P , 1B , 1P , 1B ,
          1P} 17x28 = 476
Beam  2) {2P , 1B , 1K , 4P , 1K , 1B , 3P , 1B , 1P , 1B ,
          1P} 17x28 = 476
Beam  3) {2P , 1K , 1B,  3P , 1B , 1P , 1B , 3P , 1B  , 1K,  
          2P} 17x28 = 476
Beam  4) {2P , 1K , 1B,  3P , 1B , 1P , 1B , 3P , 1B , 1K,
          2P } 17x28 = 476
Beam  5) {1P , 1B , 1P , 1B , 3P , 1B , 1K , 4P , 1K , 1B ,
          2P} 17x28 = 476
Beam  6) {1P , 1B , 1P , 1B , 3P , 1B , 1K , 4P , 1K , 1B ,
          2P} 17x28 = 476


Ø  Kebutuhan Lusi :
                                   = 422,0015625 kg



Ø  Kebutuhan tiap warna:
Ø  Putih   = 66 hl x 28 = 1848
          =
   Biru    = 24 hl x 28 = 672
          =
   Kuning  = 12 x 28 = 336 hl
           =




BAB V : PENGANJIAN (SIZING)

1. Syarat-syarat penganjian :
   Jawab :
     - Pembentukan lapisan filin.    - Tarik menarik
     - Tahan jamur dan bakteri       - Anti elektrostatik
- Kestabilan viskositas   
- Cukup memiliki daya absorsi tinggi
     - Daya penetrasi               
- Mudah dihilangkan

2. Faktor-faktor penting pada penganjian :
   Jawab :
     - Penyuapan larutan kanji pada mesin kanji.
     - Pemanasan larutan didalam bak kanji dan bak cavity.
     - Persentase kepekatan larutan kanji oleh uap air.
     - Letak rol imersi ( peredam )
     - Pengaruh rol pemeras
     - Rol pemisah basah
     - Tegangan benang
     - Kecepatan benang



3. Metode-metode penganjian :
   Jawab :
a. Cara penganjian untaian ( hank sizing )
b. Cara penganjian cones
c. Cara penganjian hanian (sizing warper methode)
d. Cara penganjian slasher (slasher sizing methode)

4. Flow proses penganjian
   Jawab :
- Flow proses tidak langsung,    Beam hani   dudukan beam (beam creel)         Ujung-ujung benang dilewatkan pada bak yang berisi bahan kanji     Unit pengeringan         digulung pada beam tenun         bagian pertenunan.
- Flow proses penganjian langsung, Beam hani pada beam creel         benang-benang lusi dilewatkan pada bak kanji        Beam hani yang telah memiliki kandungan kanji ditarik untuk dibuat beam tenun.
- Flow proses penganjian dengan radio - Frekuency oven benang-benang pada bak kanji         dilewatkan pada frekuency radio oven        mesin pengering          benang dilapisi lilin          digulung pada beam tenun.
- Flow proses penganjian dengan hot air woven.
Benang-benang lusi  dilewatkan      pada bak kanji                                               
dilewatkan pada hot air woven        mesin pengering          benang dilapisi lilin          benang digulung pada beam tenun.      

5 a.Resep kanji:
  Jawab :
1.  Air                          4. Kanabinol
2.  PVA                          5. Macanol
3.  Starch (kanji)               6.Silicolan

   b. Pemasakan kanji :
      Jawab :
1.  Siapkan mesinkanji dengan peralatanya
2.  Siapkan beam lusi
3.  Masukan air pada clay pan I
4.  JAlankan pengaduk
5.  Panaskan air dengan memasukan uap panas sampai 30 0
6.  Masukan PVA dan kanibol
7.  Tingkatkan suhu sampai 900
  1. Masukan macanol
9.  Masukan air pada clay pan II
10.  Jalankan pengaduk
11.  Panaskan air sampai 400
12.  Masukan silicolan
13.  Masukan starch secara perlahan
14.  Panaskan dengan uap selama 30 menit
15.  Masukan larutan kanji dari clay pan I dan clay pan II Pd mixing Pan I & II lalu aduk sampai campuran homogen
16.  Masukan larutan kanji dari mixing pan ke high preasure melalui pipa.
17.  Panaskan sampai 1300
18.  Diamkan selama 20 menit
19.  Pindahkan larutan pada ketel penyuapan,kondisikan dengan suhu 900
20.  Alirkan larutan kanji dari ketel penyimpanan kebak kanji melalui bak pemasakan bubur kanji dengan viskositas 7,2 – 7,6 det/10000



BAB VI : PENCUCUKAN

1.  Anyaman Plain 4 gun                  Anyaman Satin 5 gun
                                                                             
            Anyaman Keper                                                  Anyaman Ajour
                                                                                                  
            Anyaman Panama                                                       Anyaman Rib 5 gun
                                                                                         



2.  Membuat anyaman Keper 2/2
               Jumlah gun yang digunakan adalah 4 gun

Anyaman :                            Cucukan :
                                                                       

3.  Lebar kain = 60
mengkeret pakan 7%
Nomer benang 40
Tetal lusi 120 hl/”
             20 lubang
jumlah helai = Tetal lusi x lebar kain
  = 120 hl/” x 60” = 7200 helai
   jumlah lubang = lebar kain x
                 = 60
                 = 1200 lubang
   Jumlah helai/lubang =

4.  Jumlah helai/lubang = 4 helai/lubang
 
   Jumlah lubang =
   Lebar 60”
   1800 lubang = 60”
   No. Sisir =












BAB VII : PEMALETAN ( WEFT_WINDING )

1.  Alur proses pemaletan
Jawab :
Pertama benang dari bobin kerucut datarik dan dilewatkan pada pengantar benang, dilanjutkan pada pengatur tegangan yang disesuaikan dengan nomer benang. Setelah itu diteruskan ke pengantar yang  berikutnya dipasang pada traveller yang  akan menggulung benang dengan sistem penggulungan berlapis. Bobin akan berputar oleh adanya spindel, dan spindel sendiri berputar dengan putaran dari motor.

2.  Ketika ingin membuat diameter gulungan yang sesuai maka waktu yang dibutuhkan harus diatur karena nomor benang yang digunakan berbeda. Semakin besar benang semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan diameter yang diinginkan.
                                   
3.  RPM dihitung dari gearing mesin

     =
   Diameter
       
   Diameter isi
      
   Diameter kosong
      =2,4+1,4+1,2 = 1,67 cm
   Yarn Speed =

4.  Untuk memperoleh produksi nyata suatu mesin palet otomatis,yaitu dengan menghitung berat palet kosong
     P.Aktual – Berat isi – berat kosong

5.  Cara menentukan effisiensi mesin palet
     Effisiensi
                 













                    


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar